King Abdul Aziz.

 Bermula dari tiga tahun yang lalu, berdirilah sebuah lembaga pendidikan madrasah  Tsanawiyah di daerah Banyuwangi bagian selatan tepatnya di dusun Sumberbening RT/RW 03/03 Kesilir kecamatan Siliragung. Bangunan yang sederhana telah dibangun, bermula dengan batu bata yang jumlahnya hanya  1000 biji. Tak ada dana yang tampak mencukupi untuk mendirikan madrasah ini. Tapi para pejuang kami memiki tekad yang bulat, hati yang mantap, dan keyakinan akan datangnya pertolongan Alloh menjadikan bangunan ini selesai didirikan dan akhirnya jadilah sebuah Madrasah Tsanawiyah bernama King Abdul Aziz.

            Banyak orang yang berjasa atas madrasah ini. Mencari bantuan kesana kemari, mencari murid kesana kemari dan akhirnya 14 siswa telah menjadi siswa angkatan pertama madrasah ini pada tahun ajaran 2010/2011. Memang madrasah ini masih sangat muda usianya. Namun, usia muda tak membuatnya minder. Justru dengan usia yang masih sangat muda, membuat kami terpacu untuk mengikuti berbagai macam kompetisi.

            Setiap tahunnya kami mengikuti berbagai macam kompetisi yang diadakan oleh berbagai lembaga dan dalam berbagai even. Di bawah pimpinan Ust. Mishbah Aziz dan Ust. Imam Moh. Syareh, kami mampu bersaing dengan mereka yang notabene adalah lembaga yang telah berpengalaman dalam hal prestasi. Siapapun boleh didepan, asal dia mampu.

            Kehidupan di sini sederhana. Tak ada sesuatu yang spesial. Hidup dalam kesederhanaan membuat kita memahami satu sama lain tahu kapan orang lain membutuhkan kita. Membuat hubungan persaudaraan jadi lebih indah. Mendapatkan teman di sini sangatlah mudah. Karena pelajar King A. A. memiliki social skill  yang tinggi, sehingga siapapun yang masuk ke areal kami, selama ia muslim ia adalah teman kami.

            Kesimpulannya, kalau menyayangi pastilah disayangi.

            Madrasah ini menerapkan sistem Full Guidance School. Ya, memang itu benar. Mulai dari membuka mata (bangun tidur) sampai menutup mata (tidur) kita dihadapkan dengan berbagai macam ilmu. Bangun tidur dilanjutkan dengan sholat subuh dimana setelahnya ada kegiatan istighotsah, setelah itu persiapan ke sekolah, sekolah sampai pukul 12.00 dan pulang. Tak hanya berhenti di situ, 14.00 mulai lagi dihadapkan dengan sang ilmu sampai pukul 15.30. Lekas piket untuk yang dapat tugas piket dan mandi untuk yang tidak dapat tugas piket.

Mengaji, itulah kegiatan selanjutnya. Mengaji selesai saat adzan magrib sudah dikumandangkan. Setelah jama’ah sholat magrib, ada madin (madrasah diniyah). Inilah yang terpenting. Mempelajari semua tentang agama Islam. Meningkatkan kadar keimanan kita. Kita akan kembali ke asrama sekitar pukul 21.30.

Selesailah kegiatan di hari itu dan akan lanjut lagi hari berikutnya.

Khusus untuk malam Jum’at dan malam Minggu ada kegiatan yang sangat menarik. Malam Jum’at madrasah diniyah is free. Dan akan ada kegiatan Mujahadah. Mujahadah berbentuk sholat. Untuk malam minggu, kita akan menonton penampilan – penampilan sebagian teman kita. Mereka berpidato. Kalian bisa melatih mental kalian di kegiatan ini.

            Saat mendapat tugas berpidato, untuk yang bermental lemah akan merasa sangat takut dan sangat terbebani. Rasanya tidak ada semangat lagi untuk hidup, hahaha.

Tapi perasaan itu hanya sesaat saja kok. Saat awal kalian berorasi di depan audiences. Dua kali tiga kali dan seterusnya, tidak ada lagi kata i’m not ready, i’m fear, i’m nervous, dan bla bla bla. Kalian akan merasa seperti mubaligh/mubalighoh yang sudah popular.

Terserah ingin meniru siapa cara berpidatonya, dan akan lebih bagus lagi kalian menciptakan cara dan khas kalian sendiri. Tepuk tangan yang kalian dapat saat performa kalian bagus dan bisa menarik perhatian audiences, dan sorakan yang mengganggu saat kalian tidak hafal.

            Jadi, sebelum perform diadakan briefing terlebih dahulu. Guna melatih kalian agar saat perform tidak mendapat sorakan yang mengganggu.

Besoknya, sekolah seperti biasa. Nah loh, hari minggu kok sekolah ? Gak ada libur ?

Siapa bilang gak ada. Free day is Friday. Understand ??

Written by Mila, King’s senior student.